"Jadi wafat bertambah menjadi 440 jiwa, sakit 3.788 orang, jadi total 4.228 bila ditotal," kata Arif lewat siaran pers diterima, Sabtu (4/5).
Mengacu data sebelumnya, lanjut Arif, 2 Mei 2019, jumlah KPPS meninggal sejumlah 412 jiwa. Sampai saat ini KPU mengaku belum mendetil sebab musabab banyaknya KPPS yang terenggut jiwanya pasca Pemilu 2019.
Alasan sementara, mereka yang meninggal dunia disinyalir kelelahan akibat mengawal proses persiapan, pemungutan, dan penghitungan suara yang panjang dan berjenjang. Kendati KPU sendiri akan segera melakukan evaluasi serius tekait penyebab jatuhnya korban.
"Evaluasi ini penting, tentu menjadi suatu kebiasaan yang memang harus kita lakukan, jadi tetep saja kita lakukan evaluasi," papar Komisoner KPU Evi dalam kesempatan terpisah.
Alasan Kelelahan Dipertanyakan Ahli
Medical Emergency Rescue Commitee atau Mer-C menilai kematian para petugas Pemilu 2019 akibat kelelahan sebagai fenomena ganjil. Pasalnya, menurut MER-C, dalam medis kelelahan tidak dapat dijadikan sebab musabab seorang mengalami kematian.
"Kematian itu bukan karena kelelahan, pasti ada faktor lain. Seperti mungkin serangan jantung, gagal pernafasan, jadi bukan karena kelelahan lalu menjadi sebab meninggalnya seseorang," kata dr. Yogi Prabow, SpOT, salah seorang presidium Mer-C dalam jumpa pers di Kantor Sekretariat MER-C, Kramat Lontar, Jakarta Pusat, Jumat 3 Mei 2019.
Karenanya, MER-C akan melakukan tindakan pencegahan dengan terjun langsung ke beberapa wilayah Indonesia dengan dampak korban terbanyak. Hal ini dilakukan, karena MER-C melihat masih terbukanya peluang jatuhnya korban jiwa lebih banyak lagi bila tindakan diberikan tidak maksimal.
Fahri menyarankan penyelenggara Pemilu tak terus menutupi kasus petugas KPPS yang meninghal. Ia meminta agar KPU dan Bawaslu transparan untuk membuka data-data terkait kasus tersebut.
"Jangan ditutup-tutupilah, masa ada nyawa begitu banyak hilang terus kita tutupi, buka aja, bentuk tim investigasi, dan kita semua berkepentingan ini," kata dia.
Lihat juga: Lara di Balik Petaka Pemilu 2019
Tak hanya itu, Fahri menduga ada modus keracunan yang dialami oleh para petugas KPPS yang meninggal dunia usai bertugas di Pemilu 2019
Hal itu ia sampaikan usai bertemu para dokter dan advokat yang membawa laporan banyaknya petugas KPPS yang meninggal karena kelelahan di Pemilu 2019.
"Tadi beberapa investigasi yang mereka lakukan itu cukup mengagetkan, karena modus dari meninggalnya juga sebagian, ada kemungkinan, adanya racun. Begitulah kira-kira," tambah dia.
Lihat juga: Penyebab 377 Petugas KPPS Meninggal Menyisakan Kejanggalan
Meski demikian, Fahri enggan mengambil kesimpulan apakah ada pihak-pihak yang dengan sengaja memberikan racun bagi para petugas KPPS tersebut. Ia menegaskan bahwa tak mungkin ratusan orang meninggal hanya karena faktor kecapekan dalam bertugas.
"Loh apapun karena ini modusnya banyak. Gak mungkin orang capek meninggal, capek meninggal, ini apa manusia gak begitu," kata dia.
dikutip oleh : purnamaacademy.com
Comments
Post a Comment
Silahkan isi komentar atau iklan baris Anda, Jangan lupa visit social media kami di FB/Twitter/Instagram @alamatclick