Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2011

Tentang Ayah

1. Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun, dan selalu membutuhkan kehadirannya. 2. Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar. 3. Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret. 4. Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka. kkarena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka. 5. Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil (mengandungmu), tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi. 6. Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti berenang di air setelah ia melepaskannya. 7. Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya. 8. Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata tem

Minta maaf pada ibumu !

Saat kau berusia 1 tahun, ia mensusuimu dan memandikanmu, sebagai balasannya kau menangis di tengah malam. Saat kau berusia 2 tahun, dia mengajarimu cara berjalan. Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu. Saat kau berusia 3 tahun, dia memasakkan makanan kesukaanmu dengan kasih sayang. Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai. Saat kau berusia 4 tahun, dia memberimu pensil warna. Sebagai balasannya kau coret semua dinding dan meja makan dengan pensil warna itu. Saat kau berusia 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang indah. Sebagai balasannya, kau mengotorinya dengan bermain di kobangan. Saat kau berusia 6 tahun, dia mengantarkanmu ke sekolah. Sebagai balasannya, kau berkata, ”nggak mau, aku mau sama bibi!” Saat kau berusia 7 tahun, dia membelikanmu mainan. Sebagai balasannya, kau lebih mementingkan mainanmu tetap bagus daripada ibumu yang bersedih. Saat kau berusia 8 tahun, dia menginjinkanmu jajan. Sebagai balasannya, kau terus merengek dan mengh

Cerita yang sangat menyentuh.Malaikat kecil yg menanti orang tuanya di pintu surga.

Lahir dan meninggal : 17 April 2008, 14.30 di Rs Family Pluit Misa : 18 April 2008, 11.00 di Rd Atmajaya, Rm. John Lefteuw Msc. Kremasi : 18 April 2008, 13.00 di Nirvana Cerita ini ditulis untuk : • Orang tua yang ingin menggugurkan bayinya karena cacat • Vincent (6 thn) dan Francis (4 thn), yang belum mengerti kenapa adiknya dipanggil Tuhan begitu cepat • Jc, suami yang penuh cinta menemani dalam suka dan duka • Dr. Tjien Ronny, SpOG, many thanks Bayi yang dinantikan Setelah Vincent berumur 5,5 tahun dan Francis berumur 3,5 tahun, saya merindukan seorang baby lagi. Perlu waktu setahun sampai akhirnya Jc setuju dengan keputusan saya untuk hamil lagi. Sebenarnya, ketakutannya adalah saat melahirkan Francis, saya sempat pendarahan hingga tak sadarkan diri dan perlu waktu dua bulan lebih untuk pulih. Saat itu tidak ada satu dokterpun baik dokter pengganti melahirkan maupun dokter merawat yang menjelaskan penyebabnya. Jc meminta saya untuk memberikan alasan yang meyakinkannya kenapa harus

Kisah Kakak dan Adik

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu ditangannya. "Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!" Dia mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!" Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus- menerus mencambukinya samp

Aku Akan Menggendongmu Setiap Hari Sampai Kita Tua.....

Pada hari pernikahan, aku membopong istriku. Mobil pengantin berhenti di depan flat kami yang cuma berkamar satu. Sahabatku menyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil. Jadi kubopong ia memasuki rumah kami. Ia kelihatan malu-malu. Aku adalah seorang pengantin pria yang sangat bahagia. Dan ia sangat tahu itu. Ini adalah kejadian 10 tahun yang lalu. Hari-hari selanjutnya berlalu demikian simpel seperti secangkir air bening: Kami mempunyai seorang anak, saya terjun ke dunia usaha dan berusaha untuk menghasilkan banyak uang. Begitu kemakmuran meningkat, jalinan kasih diantara kami pun semakin surut. Ia adalah pegawai sipil. setiap pagi kami berangkat kerja bersama dan sampai di rumah juga pada waktu yang bersamaan. Anak kami sedang belajar di luar negeri. Perkawinan kami kelihatan bahagia. Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh perubahan yang tidak kusangka... Dewi hadir dalam kehidupanku. Waktu itu adalah hari yang cerah. Aku berdiri di balkon dengan Dewi yang sedang me